BULUNGAN

Bupati Bulungan Atensi Khusus Antrean di RS dr. H. Soemarno Sosroatmodjo

TANJUNG SELOR – Bupati Bulungan Syarwani S.Pd., M.Si memberi atensi khusus terhadap antrean pasien di Rumah Sakit Daerah dr. H. Soemarno Sosroatmodjo (RSD SS). Hal ini disampaikan ketika memimpin rapat evaluasi, Senin (10/2/2025) di Gedung Tenguyun.

“Saya minta harus ada peningkatan layanan di rumah sakit (RSD SS). Harus ada perbaikan di tahun 2025 ini,” ucap bupati menginstruksikan.

Atensi terhadap RSD SS ini merupakan respon bupati terhadap banyaknya aspirasi masyarakat yang dia terima. Kendati begitu, bupati meyakini managemen tatakelola pelayanan RSD SS dapat mengatasi ini.

“Mungkin tidak semua harus antre di poliklinik. Pasien bisa diarahkan ke tujuan poli masing-masing agar tidak bertumpu di satu pintu saja,” saran bupati.

Selain itu, dengan menata kembali antrean di lingkungan rumah sakit, waktu tunggu pasien untuk mendapatkan layanan tidak begitu lama.

“Yang terjadi saat ini, antrean di depan (Poliklinik) bisa dari jam 7 sampai jam 11 siang. Lama antrean ini harus bisa kita pangkas,” imbuh Syarwani.

Selain RSD SS, bupati turut memerintahkan seluruh perangkat puskesmas se-Kabupaten Bulungan memperhatikan hal yang sama.

“Antrean masyarakat di puskesmas-puskesmas juga harus diperhatikan. Jangan sampai menimbulkan kejenuhan di masyarakat kita,” pungkas Syarwani.

Dikonfirmasi terkait atensi ini, Direktur RSD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo, dr Widodo Darmo mengatakan, managemen RS sedang berusaha mencari inovasi tepat untuk mengatasi antrean panjang di Poliklinik.

“Kendala utama kita saat ini adalah kurangnya pemanfaatan antrean online melalui aplikasi JKN Mobile. Antrean online ini sudah sejak lama diterapkan sebenarnya,” ungkap Widodo.

Lanjutnya, pemanfataan antrean online tercatat masih dibawah 2 persen. Angka tersebut sangat rendah dibanding beberapa daerah seperti Tarakan yang sudah menyentuh angka 10 persen.

“Harus kita akui, masyarakat di Tanjung Selor masih lebih memilih mendaftar manual dengan datang langsung ke Poliklinik. Semoga kedepan ada alternatif lain yang dapat kami terapkan,” tutup Widodo. (bin)

Back to top button