BISNISKALTARA

Desa Seruyung Raih Predikat Desa Brilian, Bukti Kemajuan Desa di Ujung Kalimantan

Di tengah hamparan hijau dan aliran Sungai Malinau yang tenang, Desa Seruyung, Kecamatan Malinau Utara, kini menyandang predikat sebagai Desa Brilian, sebuah program pengembangan desa dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang mendorong kemajuan ekonomi, inovasi, dan kemandirian desa.

HADI ARIS ISKANDAR, Malinau

Tak banyak yang menyangka, desa kecil yang berjarak sekitar 30 kilometer dari pusat Kabupaten Malinau ini mampu mencuri perhatian nasional. Lewat kerja keras masyarakat, pemerintah desa, dan kolaborasi dengan BRI, Seruyung kini menjadi salah satu contoh sukses bagaimana desa di daerah terluar Indonesia bisa tumbuh dan berdaya.

Beberapa tahun silam, Desa Seruyung masih dikenal sebagai desa yang bergantung pada hasil kebun dan pertanian subsisten. Akses pasar terbatas, literasi digital minim, dan UMKM nyaris tak berkembang. Namun semuanya mulai berubah saat program Desa Brilian masuk pada akhir 2023.

Kepala Desa Seruyung, Tinus Tabir, menceritakan bagaimana proses perubahan itu dimulai. “Awalnya kami pikir program ini hanya soal bantuan finansial. Ternyata lebih dari itu. BRI datang membawa pelatihan digitalisasi, pengembangan BUMDes, literasi keuangan, dan memfasilitasi akses pasar untuk produk-produk desa,” ujar Tinus.

Melalui program ini, BRI mendampingi warga desa untuk membentuk unit usaha berbasis potensi lokal. Kini, Seruyung memiliki BUMDes Mandiri Seruyung yang mengelola usaha kopi lokal, kerajinan anyaman, serta unit simpan pinjam yang sudah membantu lebih dari 150 warga.

Salah satu terobosan besar adalah penerapan QRIS untuk transaksi UMKM di desa. Warung-warung kecil, pedagang hasil tani, hingga ibu-ibu penjual kue di pasar kini sudah terbiasa menerima pembayaran digital. Hal ini memudahkan transaksi, mengurangi risiko uang tunai hilang, sekaligus mendukung inklusi keuangan di pedalaman Kalimantan.

Selain itu, Desa Seruyung juga mengembangkan platform digital sederhana untuk promosi produk lokal ke pasar luar Malinau, termasuk pemasaran madu hutan dan kopi khas Seruyung ke kota-kota besar di Kalimantan Utara.

“Desa Brilian bukan sekadar label, tapi semangat kolaborasi antara desa, BRI, dan masyarakat untuk mewujudkan kemandirian ekonomi,” ujar Kepala BRI Tarakan, Arief.

Kini, Seruyung menjadi role model bagi desa-desa lain di Malinau Utara. Pemerintah desa tak ingin berhenti di sini. Mereka tengah menyiapkan pengembangan desa wisata berbasis ekowisata memanfaatkan pesona alam sekitar, serta program edukasi literasi digital untuk anak-anak muda desa.

“Dulu kami hanya bermimpi desa kami dikenal. Sekarang, Seruyung jadi inspirasi. Semua karena semangat gotong royong dan kesempatan yang datang melalui Program Desa Brilian,” tutup Tinus. (***)

Back to top button