
TANJUNG SELOR — Menjelang akhir tahun, DPRD Kaltara mendorong Pemprov Kaltara mengambil langkah cepat dan konkret untuk menjaga stabilitas harga pangan dan mengendalikan inflasi.
Ketua DPRD Kaltara, Achmad Djufrie menegaskan bahwa periode akhir tahun selalu menjadi momentum rawan bagi gejolak harga kebutuhan pokok. “Menjelang Natal dan Tahun Baru, pola konsumsi masyarakat meningkat. Pemerintah tidak boleh lengah dalam memantau pergerakan harga,” kata Djufrie.
Ia mengatakan, pengawasan distribusi, ketersediaan stok dan stabilitas pasokan harus diperketat sejak dini. “Kalau suplai terganggu atau distribusi tersendat, dampaknya langsung terasa pada kenaikan harga. Ini yang harus diantisipasi sejak awal,” tegasnya.
Djufrie menilai Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) harus bekerja lebih agresif dan kolaboratif. “TPID tidak bisa pasif. Pemantauan harus harian, bukan mingguan, agar gejolak harga bisa dibaca lebih cepat,” katanya.
DPRD juga mendorong Pemprov memperbanyak operasi pasar dan pasar murah untuk menekan tekanan inflasi. “Intervensi harga harus dilakukan di titik-titik rawan, terutama wilayah dengan potensi inflasi tinggi,” lanjutnya.
Menurutnya, stabilitas harga pangan berpengaruh langsung pada daya beli masyarakat dan ketahanan ekonomi daerah. “Ketika harga bawang, cabai, dan beras naik, masyarakat berpenghasilan rendah yang paling terpukul,” tegasnya.
Ia berharap Pemprov Kaltara tidak menunggu kenaikan harga terjadi dalam skala besar. “Lebih baik mencegah sejak awal daripada melakukan pemadaman setelah situasi terlanjur panas,” pungkasnya. (adv)




