NUNUKAN

Diseminasi Hasil Audit Maternal Perinatal Surveilans Respon Kabupaten Nunukan Tahun 2024

NUNUKAN – Bertempat di Ruang VIP Lantai 4 Kantor Bupati Nunukan, Dinkes P2KB Nunukan melaksanakan Diseminasi Hasil Audit Maternal Perinatal Surveilans Respon AMP-SR Tahun 2024,
Kamis (14/11/2024).

Asisten Administrasi Umum Setkab Nunukan, H. Abdul Munir menyampaikan bahwa strategi pencapaian penurunan AKI dan AKB melalui. Pertama, peningkatan akses pelayanan kesehatan. Kedua, peningkatan kualitas pelayanan kesehatan. Ketiga, peningkatan pemberdayaan masyarakat dan ke empat penguatan tata kelola kesehatan.

Salah satu Upaya penguatan tata kelola kesehatan yang dilakukan adalah dengan meningkatkan pelaporan dan pengkajian kematian maternal dan neonatal melalui kegiatan pengumpulan, analisis dan interpretasi data kematian secara terus menerus melalui sistem surveilans kematian maternal dan perinatal menggunakan AMP-SR.

“Ini merupakan kegiatan menganalisis secara mendalam untuk mencari akar permasalahan dan rekomendasi atau solusi baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengurangi AKI dan AKB,” jelasnya.

Pada pelaksanaan kegiatan Diseminasi Hasil AMPSR ini terdapat 3 Narasumber, yaitu Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, dokter spesialis obgyn dan dokter spesialis anak dari RSUD Nunukan.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Hj. Nur Madia, SKM, M.Kes menyampaikan bahwa pada tahun 2024 Dinas Kesehatan P2KB Nunukan melalui Tim AMP-SR telah melaksanakan Proses Pengkajian/Audit Maternal Perinatal Surveilans Respon sebanyak 4 kali sesuai target yang ditetapkan, dan menghasilkan beberapa rekomendasi berdasarkan penyebab kematian ibu dan bayi yang terjadi.

Adapun data pengkajian kematian ibu dan perinatal kurun waktu Januari-Oktober tahun 2024 di Kabupaten Nunukan yaitu kematian ibu sejumlah 2 kasus (75 per 100.000 KH) dari target 5 kasus (185 per 100.000 KH). Sedangkan kematian bayi, yaitu perinatal 33, post neonatal 10 dengan total AKB 43 orang (16,2 per 1000 KH).

Angka kematian bayi ini sudah melampaui target tahun 2024 di Kabupaten Nunukan yaitu 35 (11 per 1000 KH), untuk itu kita harus terus berusaha melakukan intervensi untuk lebih menekan angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Nunukan agar mengalami penurunan setiap tahunnya.

Dokter Spesialis Obgyn dr. Nur Iedil Baharuddin, M.Kes, SpOG menyampaikan Hasil Audit Maternal bersama tim dengan menghasilkan beberapa rekomendasi diantaranya. Penyiapan kondisi ibu layak hamil, peningkatan kualitas ANC, ibu hamil dengan faktor risiko dan komplikasi wajib ANC oleh dokter spesialis, pelaporan hasil layanan dari semua jejaring dan jaringan ke puskesmas, penyediaan alat echo cardiography portable di RSUD Nunukan.

Penyediaan alkes puskesmas sampai ke pustu, pemenuhan tenaga dokter di puskesmas serta peningkatan kompetensi para nakes.

“Sedangkan untuk respon kampanye gerakan sayang ibu, Skrining catin dan PUS, skrining ibu hamil dengan USG. Tatalaksana faktor risiko catin dan PUS, tatalaksana komplikasi ibu hamil, bersalin dan nifas. Rujukan penyediaan PONED, PONEK dan program bantu rujuk,” pungkasnya. (adv)

Back to top button