TANJUNG SELOR – Bappeda dan Litbang Kaltara tengah menyiapkan Pelabuhan Mansapa di Kabupaten Nunukan sebagai pusat hilirisasi dan pintu ekspor resmi hasil komoditas unggulan daerah, khususnya rumput laut.
Kepala Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam Bappeda dan Litbang Kaltara, Dian Suryanata, menjelaskan bahwa rencana pengembangan Pelabuhan Mansapa merupakan bagian dari strategi besar pemerintah provinsi untuk memperkuat daya saing ekonomi berbasis potensi lokal.
“Kami tengah mempersiapkan Pelabuhan Mansapa di Nunukan sebagai pusat hilirisasi sekaligus pintu ekspor resmi. Dengan begitu, hasil rumput laut tidak lagi dikirim mentah, tapi bisa diolah lebih dulu di daerah sebelum diekspor,” ujar Dian.
Ia menuturkan, hilirisasi di sektor rumput laut menjadi peluang besar bagi masyarakat pesisir untuk mendapatkan nilai tambah ekonomi yang signifikan. Namun, diakui Dian, rencana besar ini membutuhkan biaya investasi yang cukup besar.
“Kalau pelabuhan itu jadi pusat ekspor, peluang meningkatkan nilai tambah bagi masyarakat sangat besar. Tapi tentu biayanya tidak kecil, karena perlu membangun fasilitas pengolahan dan infrastruktur pendukung,” jelasnya.
Untuk menyiasati keterbatasan anggaran, Pemprov Kaltara kini menyiapkan skema pembiayaan alternatif agar proyek strategis tersebut bisa terealisasi tanpa sepenuhnya membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). “Kami sedang menjajaki skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) agar pembangunan pelabuhan bisa melibatkan pihak swasta, sehingga pembiayaannya lebih efisien dan berkelanjutan,” ungkap Dian.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa rencana pengembangan Pelabuhan Mansapa telah resmi dimasukkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Kaltara 2025–2029, sebagai salah satu proyek prioritas sektor maritim dan perikanan.
“Pemerintah provinsi menargetkan proyek ini dapat rampung dalam periode RPJMD 2025–2029, sesuai komitmen pembangunan yang sudah ditetapkan,” katanya.
Ke depan, Bappeda & Litbang Kaltara berharap kehadiran pelabuhan ekspor resmi ini tidak hanya menjadi pusat logistik dan perdagangan laut, tetapi juga mampu menggerakkan ekonomi pesisir serta memperkuat rantai nilai industri rumput laut di Kalimantan Utara.
“Kita ingin masyarakat petani rumput laut tidak hanya menjadi pemasok bahan mentah. Mereka harus bisa menikmati hasil hilirisasi yang terjadi di daerah sendiri,” tegasnya
Selain meningkatkan taraf ekonomi masyarakat, proyek ini juga diharapkan dapat memperluas lapangan kerja baru di sektor pengolahan hasil laut dan industri turunan lainnya. “Kalau hilirisasi berjalan, maka otomatis sektor pertanian dan perikanan akan punya kontribusi lebih besar terhadap perekonomian Kaltara,” tutupnya. (adv)
TANJUNG SELOR – Peningkatan kemandirian fiskal kembali ditegaskan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DPRD Kaltara.…
TANJUNG SELOR – Pemprov Kaltara diminta bergerak cepat menyikapi penurunan dana transfer pusat yang berdampak…
TANJUNG SELOR — Ketua DPRD Kalimantan Utara, H. Achmad Djufrie menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur di…
TANJUNG SELOR — DPRD Kaltara menegaskan pentingnya penyusunan anggaran yang lebih selektif dan berorientasi pada…
TANJUNG SELOR — Ketua DPRD Kalimantan Utara, H. Achmad Djufrie, menegaskan pentingnya optimalisasi aset milik…
TANJUNG SELOR — Ketimpangan dalam penerimaan Tunjangan Khusus Guru (TKG) di Kabupaten Malinau mendapat sorotan…