Categories: BISNIS

Ketika Harapan Itu Kembali Datang Lewat Genggaman

Di tengah hamparan bukit hijau di Kabupaten Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, tinggal seorang ibu bernama Baweng Usat. Ia membesarkan dua anak seorang diri setelah suaminya meninggal lima tahun lalu. Untuk bertahan hidup, ia menjual kue dan sayur-sayuran hasil kebun kecil di depan rumah.

“Setiap hari saya bangun jam empat pagi, masak, berdoa, lalu mulai berjualan,” ceritanya dengan suara lirih. “Uangnya pas-pasan, tapi saya selalu bilang ke anak-anak: kita mungkin kecil, tapi hati kita besar.”

Anak sulungnya, Steven, kuliah di Tarakan dengan beasiswa. Setiap akhir bulan, Steven berusaha mengirimkan sedikit uang untuk membantu ibunya. Namun prosesnya tak selalu mudah. Baweng harus menumpang motor tetangga, dua jam ke kota, antre lama, lalu pulang tanpa kepastian karena sistem offline.

“Pernah saya sudah jauh-jauh ke kota, uang belum dikirim. Saya pulang sambil menangis. Bukan cuma capek, tapi juga malu karena titip anak ke tetangga, ninggalin dagangan,” kenangnya.

Titik balik datang saat Steven pulang libur semester dan memperkenalkan BRImo ke ibunya. Dengan penuh kesabaran, ia mengajarkan ibunya cara menggunakan aplikasi itu.

“Saya sempat takut. Takut salah pencet, takut uang hilang. Tapi Steven bilang, ‘Bu, ini akan bantu Ibu hidup lebih mudah,’” ujar Baweng.

Dan benar saja. Hari itu, untuk pertama kalinya, ia menerima uang hanya dengan beberapa sentuhan di layar ponsel.

“Saya lihat notifikasi masuk, lalu saya menangis. Tapi kali ini, air mata bahagia,” katanya sambil tersenyum.

Kini, Baweng bisa membeli kebutuhan dagangan, bayar listrik, beli pulsa, dan bahkan top-up e-wallet anak bungsunya—semua dari rumah. Ia bahkan mulai menerima pembayaran lewat QRIS dari para pelanggan muda yang sering jajan di lapaknya.

“Saya merasa jadi bagian dari dunia baru. Saya yang dulu gaptek, sekarang bisa bantu tetangga transfer uang,” katanya, tertawa kecil.

Inilah wajah nyata dari langkah BRILian BRI lewat BRImo. Bukan sekadar aplikasi, tapi gerbang harapan. Teknologi ini menyentuh sisi kemanusiaan yang paling dasar, membuat hidup jadi lebih mudah, memberi ruang bagi martabat, dan menyalakan kembali harapan yang sempat padam.

Lewat BRImo, BRI membuktikan bahwa digitalisasi bukan hanya milik kota, tapi milik semua rakyat Indonesia—dari pusat bisnis Jakarta, hingga dapur kecil seorang ibu di Alor.
Karena memberi makna untuk Indonesia bukan soal besar-kecilnya langkah, tapi seberapa dalam langkah itu menyentuh hati. Dan bagi Ibu Baweng, langkah itu kini selalu ada… dalam genggaman. (*/hai)

Wira

Share
Published by
Wira

Recent Posts

DPRD Kaltara Dorong Pelatihan UMKM Perbatasan untuk Tingkatkan Daya Saing

TANJUNG SELOR –Anggota DPRD Kaltara Jufri Budiman menegaskan pentingnya pelatihan dan pembinaan usaha bagi masyarakat,…

16 jam ago

DPRD Kaltara: Penanganan Kasus Kekerasan Harus Terarah dan Kolaboratif

TANJUNG SELOR – DPRD Kaltara menilai penanganan berbagai kasus kekerasan di daerah masih memerlukan langkah…

16 jam ago

DPRD Kaltara Dorong Digitalisasi Layanan untuk Tekan Kebocoran PAD

TANJUNG SELOR – DPRD Kaltara mendorong percepatan digitalisasi layanan pemerintahan untuk menekan potensi kebocoran Pendapatan…

16 jam ago

Padat Karya Desa Harus Diperkuat, Adi Nata: Fokus UMKM dan Pangan

TANJUNG SELOR – Anggota DPRD Kaltara, Adi Nata Kusuma mendesak Pemprov Kaltara untuk memperkuat program…

16 jam ago

Serap Tenaga Kerja Lokal, Ketua DPRD: Itu Kewajiban Setiap Investor di Kaltara

TANJUNG SELOR – Ketua DPRD Kaltara Achmad Djufrie menegaskan bahwa setiap perusahaan yang berinvestasi di…

16 jam ago

DPRD Kaltara Ingatkan Pemprov Pangkas Kegiatan Seremonial, Fokuskan Anggaran untuk Program Prioritas

TANJUNG SELOR – Anggota DPRD Kaltara, Herman menegaskan agar penyusunan anggaran tahun 2026 mengacu pada…

16 jam ago