Suara gemericik air Sungai Malinau berpadu dengan semilir angin pagi yang menari di antara hamparan sawah. Di kejauhan, tampak para petani menenteng cangkul dan keranjang, berjalan menyusuri pematang, seolah tak pernah lelah merawat tanah yang telah menjadi sumber kehidupan mereka turun-temurun. Inilah Desa Malinau Hilir, sebuah desa sederhana di Kecamatan Malinau Kota, Kalimantan Utara, yang kini menyandang predikat baru yakni Desa Brilian.
HADI ARIS ISKANDAR, Malinau
Jauh dari riuh perkotaan, di sudut utara Pulau Kalimantan, ada secuil kisah tentang perjuangan dan harapan yang tumbuh dari tanah yang subur. Desa Malinau Hilir, yang sebelumnya hanya dikenal sebagai desa pertanian biasa, kini mencuri perhatian setelah terpilih sebagai salah satu Desa Brilian dalam program unggulan BRI (Bank Rakyat Indonesia).
Program Desa Brilian bukan sekadar label kehormatan. Di balik nama itu, ada proses panjang bagaimana sebuah desa membangun dirinya, bukan hanya dari infrastruktur, tapi juga dari kemandirian ekonomi, inovasi, dan kekuatan masyarakatnya.
“Bagi kami, predikat ini bukan sekadar plakat. Ini adalah pengakuan atas kerja keras masyarakat desa yang tak pernah berhenti belajar dan berbenah,” ungkap Muhammad Yamin, Kepala Desa Malinau Hilir, sambil menatap sawah yang membentang di hadapannya.
Selama bertahun-tahun, warga Malinau Hilir hidup dari hasil pertanian. Padi, cabai, tomat, jagung, hingga tanaman sayuran lainnya menjadi sumber nafkah utama. Namun, keterbatasan akses modal, pasar, dan pengetahuan digital membuat hasil kerja keras mereka sering tidak berbanding lurus dengan kesejahteraan yang didapat.
“Dulu kami hanya bertani untuk bertahan hidup. Sekarang, kami bertani untuk masa depan,” ujar Lilis, salah satu petani perempuan yang ikut terlibat dalam program pengembangan desa.
BRI, lewat program Desa Brilian, hadir memberikan pendampingan nyata bagi warga. Mulai dari pelatihan literasi keuangan, cara mengelola hasil panen, hingga mengenalkan pemasaran digital untuk menjangkau pasar yang lebih luas. BRI juga membuka akses permodalan yang sebelumnya sulit dijangkau oleh petani-petani kecil.
Hasilnya mulai tampak. Kini, para petani di Malinau Hilir tak lagi hanya mengandalkan pasar lokal. Mereka mulai memasarkan hasil pertanian mereka melalui platform digital dan media sosial, bahkan menjalin kemitraan dengan koperasi dan pelaku usaha di luar daerah.
Tak hanya di bidang pertanian, geliat ekonomi kreatif juga mulai tumbuh. Ibu-ibu PKK mengolah hasil pertanian menjadi produk turunan seperti keripik pisang, sambal cabai lokal, hingga beras kemasan premium yang kini dipasarkan tidak hanya di Malinau, tetapi juga hingga ke Tarakan dan Tanjung Selor.
Di sudut Balai Desa, tampak papan besar bertuliskan “Desa Brilian, Malinau Hilir”. Tapi lebih dari itu, yang benar-benar ‘brilian’ adalah semangat masyarakat desa yang perlahan-lahan mengubah nasibnya sendiri.
Sore itu, langit Malinau Hilir berwarna jingga. Di pematang sawah, anak-anak berlarian mengejar layang-layang, sementara para petani menatap hasil panen mereka yang kian hari kian membaik. Mereka tahu, jalan masih panjang. Tapi kini mereka melangkah dengan keyakinan, bahwa dari desa kecil ini, harapan dan masa depan bisa disemai.
“Kami ingin membuktikan, desa tidak harus selalu tertinggal. Di tangan kami sendiri, desa bisa jadi terang,” kata Muhammad Yamin, sebelum melangkah kembali ke Balai Desa, membawa mimpi-mimpi warganya yang perlahan menjadi nyata. (***)
TANJUNG SELOR – Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara), Dr. H. Zainal A. Paliwang, S.H., M.Hum mengikuti…
TANJUNG SELOR – Gubernur Kalimantan Utara, Dr H Zainal A. Paliwang, SH., M.Hum mengapresiasi pengabdian…
TANJUNG SELOR – Mengakhiri semester pertama di tahun 2025, Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara), Dr. H.…
TANJUNG SELOR – Pj. Sekretaris Provinsi (Sekprov), Dr. Bustan, S.E., M.Si memimpin apel memperingati 'Hari…
TANJUNG SELOR – Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) berhasil menorehkan prestasi membanggakan dengan meraih nilai Indeks…
TANJUNG SELOR - Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara), Dr. H. Zainal A. Paliwang, S.H., M.Hum., membuka…